Sudah sekian lama aku tidak pernah menulis lagi, yang dulunya
penulis cerita fanfic sekarang malah menjadi penikmat perjalanan. Sekarang
sudah hampir 4 tahun, dan aku ingin menulis kembali tetapi tidak bentuk cerpen atau
fanfic. Inilah cerita perjalananku yang tidak seberapa di Jogja.
Hari itu di bulan Mei 2016 aku
memulai perjalananku ke Jogja, kota yang ingin sekali kupijaki. Setelah UAS di
kampus, aku langsung mulai packing untuk pergi selama 4 hari. Setelah
semuanya beres, akupun menunggu travel yang sudah kupesan sehari yang lalu. Aku
memlih keberangkatan malam sekitar pukul 20.15 karena jadwal ujianku diberi
paling akhir. Untuk biaya travel dari Malang ke Jogja yaitu Rp 140.000. Hampir
sama saja jika kita memilih naik kereta api. Aku memilih naik travel karena
tiket kereta sudah banyak yang habis.
Di perjalanan aku tidak memikirkan
apa saja yang akan kulakukan di Jogja nanti, akupun juga tidak membuat itinerary
apapun untuk perjalanan ini. Hal yang paling kupikirkan adalah tugas kuliah yang
belum selesai dan harus diserahkan hari senin, ini jangan dicontoh ya
teman-teman. Malam itupun tidak banyak yang kuingat karena sebagian kuisi
dengan tidur.
Sesampainya di Jogja aku langsung
berhenti di depan Universitas Negeri Yogyakarta waktu itu sekitar pukul 06.00.
Tempatku menginap selama di Jogja tidak lain yaitu Kos Temen. Namanya Ummi,
teman masa SMA.
Nongkrong
Bersama Teman-Teman.
Hari pertama, aku tidak pergi kemana mana, hanya di kos saja karena
Ummi harus latihan katanya. Okelah hari pertama kupakai buat istirahat saja.
Malam harinya aku bersama lima temanku pergi untuk ngopi sambil bercerita
tentang masa lalu sewaktu SMA dulu. Setelah bosan ngopi di cafe itu kami
bepindah lagi untuk bertemu dengan teman-teman yang lain. Hari itu kami isi
dengan cerita kisah kasih SMA. Aku memang tidak langsung mengeksplor
wisata-wisata yang ada di Jogja, bukan berarti pula aku tidak menghargai
waktuku untuk menjelajahi isi Jogja. Namun, aku menghargai waktu teman-temanku
yang masih bisa mereka luangkan untukku. Padahal siapa lah aku, hanya
remah-remah rengginang.lol.
Mengunjungi
Tempat Mainstream
Hari kedua, untuk anak yang baru
pertama kali ke Jogja biasanya wajib menginjakkan kaki ke Malioboro. Jalan
yang sangat legendaris ini penuh sesak dengan berbagai pengunjung asing maupun
lokal. Setelah berfoto-foto ria kami kemudian menyusuri sepajang jalan Malioboro,
saat itu terik sinar matahari langsung menyengat tubuh. Untuk menyegarkan
kembali tubuh ini maka kubelilah segelas jus dan kuminum di atas kursi sambil
melihat pemandangan yang tak biasa.
Jika dulu aku hanya merasakan
kehampaan sebuah desa yang diisi dengan kesunyian, jauh dari kebisingan riuh
kendaraan sekarang aku melihat fenomena betapa pentingnya sebuah liburan bagi
setiap manusia. Dengan hanya berjalan menyusuri kota saja mereka merasa senang,
bahkan sebagia beban mereka berangkat. Terlihat sekali dengan pundak yang
terasa ringan dan senyum yang merekah. Well, mungkin Jogja tahu
bagaimana cara mengangkat beban mereka.
Malam harinya aku bersama teman-temanku
nongkrong (lagi). Mungkin para readers membaca ini membosankan tapi
tidak bagiku. Karena sungguh aku bisa tertawa lepas dengan mereka. Malam itu
kami nongkrong di Alun-alun Kidul, Alun-alun Tugu sampai 0 KM. Mencoba berbagai
kopi dari satu tempat ke tempat yang lainnya.
Hutan
Pinus dan Parangtritis
Hutan
Pinus di Imogiri, untuk pertama kali yang kesekian kalinya aku melihat hutan
pinus yang menjulang tinggi. Di Kalimantan memang terkenal dengan hutannya
namun aku belum pernah menemukannya hutan pinus mungkin karena habitat pohon
pinus sendiri terletak pada ketinggian 400-2000 mdpl.
Setelah asik dengan hutan dan berada diketinggian, kemudian kami
pergi ke pantai yang sangat legendaris berada di selatan pulau Jawa. Ya, pantai
tersebut ialah Parangtritis. Tidak banyak yang kami lakukan disana karena
tiba-tiba langit mendung, memang saat itu Jogja sedang musim hujan, setelah
menikmati pantai Parangtritis kamipun pulang.
Membosankan ya? Ya ini baru awal dari sebuah perjalananku, masih
banyak cerita traveling lainnya yang akan kusambung di lain cerita.